Inikah Biang Kerok Bunga Bank RI Tertinggi di Dunia?

Jakarta – Net interest margin (NIM) alias margin bunga bersih perbankan di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara-negara lain di dunia. hal itu disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

OJK Pun membeberkan alasan mengapa bunganya begitu tinggi. Salah satunya karena operational cost-nya yang sangat tinggi.

“Jadi yang harus kita pahami dari bank bukan hanya NIM tinggi saja, tapi biaya operasionalnya memang tinggi,” ungkap Wakil Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara.

Hal itu disampaikan Mirza Adityaswara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) OJK, yang dilaksanakan di Balikpapan, Kamis 3 Maret 2023, seperti dilansir Kompas.com.

Alasan lain yang membuat biaya operasional bank di Indonesia tinggi adalah pencadangan atau provisi untuk non performing loan (NPL) alias kredit macet yang besar.

Kemudian, alasan lainnya karena kebutuhan biaya terkait sumber daya manusia, operasional dan pembukaan cabang serta kantor pusat yang juga tinggi.

“Kalau kita lihat, di Indonesia NPL perbankan itu kan normalnya di 3 persen – 5 persen. Sehingga biaya provisi yang harus disiapkan oleh bank juga kurang lebih sebesar itu,” jelasnya.

“Andai saja NPL tersebut kita bisa turunkan menjadi 1 persen atau 2 persen misalnya, tentunya akan mengurangi biaya operasional mereka,” lanjut Mirza.

Jika mengacu negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong, angka NPL rata-rata perbankan di sana itu dikisaran 1 persen. Meskipun, secara wilayah agak berbeda dengan Indonesia, yang merupakan negara kepulauan.

Ia pun menyebut, salah satu cara untuk mengurangi kredit bermasalah adalah dengan informasi kredit yang lebih baik. “Misalnya dengan memanfaatkan lembaga biro kredit, hal ini tentu akan membuat kredit bank lebih baik,” tegas Mirza.

Sedangkan untuk operasional sumber daya manusia dan cabang menurutnya bisa disiasati dengan digitalisasi. Strategi ini dipercaya dapat mereduksi biaya operasional, yang kedepannya bisa berpengaruh terhadap pengenaan biaya bunga perbankan.

“Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan kompetisi. Semakin banyak bank yang menyalurkan KPR maka lending rate-nya akan semakin turun. Begitu juga dengan kredit-kredit lainnya,” tutupnya. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *