Jantho – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Aceh Besar Abu Bakar S.Ag manyampaikan materi pendidikan karakter Gen-Z di era digital kepada puluhan murid SMP se-Aceh Besar, Senin 15 Mei 2023.
Materi itu disampaikan secara daring dan luring. Kegiatan itu digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) bekerjasama dengan Kominfo Aceh Besar.
Abu Bakar mengatakan, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi saat ini banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Penggunaan internet di Indonesia selalu meningkat setiap tahun.
“Pandemi covid-19 membawa hikmah positif dalam dunia pendidikan kita yaitu dengan pemanfaatan teknologi sebagai salah satu sarana utama dan paling efektif dalam tatanan pembelajaran daring,” kata Abu Bakar.
“Hampir di segala bidang pendidikan kita beralih dari pola luring (tatap muka) menjadi pola daring (melalui jaringan internet),” sambungnya.
Abu Bakar menjelaskan, pembelajaran tidak lagi mengenal tempat dan bangunan sekolah. Bahkan peran guru juga banyak diambil alih oleh pegawai berbasis teknologi komunikasi dan informasi digital.
“Tugas kita sekarang adalah bagaimana memanfaatkan teknologi sebagai alat atau media yang kita kendalikan. Penggunaan penerapan budaya digital dalam pembelajaran di kelas seperti power point, canva for education, literasi digital, pemanfaatan rumah belajar dari pusdatin, google formulir dan WhatsApp, dipandang jauh lebih efektif bagi siswa,” paparnya.
Di era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0, lanjut Abu Bakar, pendidikan 4.0 yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran dikenal dengan sistem siber (cyber sistem), proses pembelajaran berlangsung secara terus menerus tanpa batas ruang dan tanpa waktu.
“Hari ini pendidik dituntut untuk bisa beradaptasi dengan zaman, dituntut menguasai teknologi lebih dulu agar dapat menyesuaikan dengan peserta didik,” ungkapnya.
Abu Bakar mengingatkan, jangan sampai ketika peserta didik sudah memasuki era digital 4.0 tapi guru masih bergelut pada era 3.0. Karena menurutnya, jika hal itu terjadi maka dipastikan pendidikan bakal pincang, sehingga tidak ada titik temu antara guru dengan peserta didik.
Itu sebabnya, ia berharap kualitas guru harus lebih meningkat agar mampu mengajarkan materi dengan pendekatan penerapan penggunaan teknologi informasi (TI) dalam proses belajar-mengajar.
kalau tidak, lanjutnya, maka akan semakin jauh ketinggalan oleh zaman dan ini berefek pada mutu lulusan dan adanya peningkatan kualitas guru menjadi guru 4.0 melalui diklat cara pemanfaatan dan penerapan TIK dalam pembelajaran, serta perlu adanya transformasi ke pembelajaran daring.
“Tujuannya untuk mewujudkan merdeka belajar dengan memberikan kebebasan siswa untuk berekspresi, berkreasi dan berinovasi menggunakan media teknologi,” ujarnya.
Abu Bakar juga menjelaskan, era digital tidak menghilangkan karakter siswa, dimana siswa harus punya tata krama, etika dan nilai-nilai dengan tetap patuh dan mendengarkan nasihat orang tua. “Anak-anak harus patuh terhadap orang tua,” demikian tutupnya.[]