Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi varian baru virus corona atau Covid-19 alias subvarian Omicron XBB 1.16 sudah masuk ke Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkap bahwa telah ditemukan dua kasus. “Dua kasus,” ujarnya, seperti dikutip CNBCIndonesia, Minggu 16 April 2023.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan sedang memantau subvarian Covid-19 baru bernama Arcturus atau Omicron XBB 1.16. WHO menyebut Varian ini terdeteksi di beberapa negara pada akhir Januari lalu.
Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhov menjelaskan, varian Omicron XBB 1.16 ini telah beredar beberapa bulan belakangan. Namun, pihkanya belum menemukan adanya tingkat keparahan pada individu atau populasi.
Kendati demikian, XBB.1.16 memiliki satu mutasi tambahan yang menurut penelitian laboratorium, membuatnya lebih menular dan berpotensi lebih patogen. Patogen adalah mikroorganisme parasit yang dapat menyebabkan penyakit.
“(Varian Arcturus) memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas,” ujarnya seperti dikutip dari The Independent, Jumat (14/4/2023).
Sebagian besar sampel XBB.1.16 berasal dari India yang menjadi dominan. Kasus Covid-19 mingguan di negara itu meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir tetapi tetap jauh di bawah tingkat puncak, menurut data WHO.
Gejala XBB.1.16 juga dilaporkan sama dengan varian sebelumnya, yaitu demam, sesak napas, dan batuk. Namun, banyak dari mereka yang terinfeksi juga melaporkan konjungtivitis dan mengalami mata lengket.
Ahli epidemiologi penyakit menular di lembaga penelitian nirlaba RTI International, Richard Reithinger, lebih lanjut menjelaskan konjungtivitis atau infeksi mata sebelumnya juga sudah dilaporkan sebagai salah satu gejala Covid19. Namun, kasusnya tidak sering.
Para peneliti di Truhlsen Eye Institute dari Nebraska Medicine mengidentifikasi virus dalam film air mata yang dapat menyebabkan konjungtivitis.
“Biasanya, anak-anak ini datang dengan infeksi pernapasan sederhana berupa batuk, pilek, dan demam, dan ketika dites ternyata positif (COvid-19),” kata dokter anak Rahul Nagpal.
Sedangkan pada orang dewasa, Nagpal menjelaskan gejala utama XBB.1.16 cenderung menyerupai flu. Gejala tersebut berupa hidung berair, sakit tenggorokan, dan batuk.
Varian Arcturus XBB.1.16 adalah rekombinan dari dua sub-varian BA.2, dan studi pracetak dari para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan bahwa ia menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada kerabatnya XBB.1 dan XBB. 1.5.
Selain itu, tampaknya resisten terhadap antibodi dari varian Covid lainnya, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensinya untuk menghindari kekebalan yang didapat dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya. []