Banda Aceh-Pandemi COVID-19 tepatnya sepanjang 2020-2021, ikut memporak-poranda dan rontoknya sektor pariwisata di Provinsi Aceh.
Kondisi itu baru mulai pulih pada tahun 2022. Data diperoleh PENAPOST.ID dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, kunjungan wisatawan ke Bumi Tanah Rencong mulai meningkat.
Meski kunjungan meningkat pada tahun 2022 lalu, namun belum dapat membangkitkan sektor ekonomi masyarakat Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal, SSTP., MSi, mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke Provinsi Ujung Barat Indonesia itu.
Pihaknya memasang target sebanyak 2.5 juta kunjungan wisatawan ke Provinsi Aceh pada Tahun 2023 ini. Ambisi itu tentu butuh kolaborasi dengan semua pihak di Bumi Serambi Mekkah ini.
Hal itu disampaikan Kadisbudpar Aceh itu dalam acara jumpa pers di Museum Aceh, Selasa, (31/01/2023).
“Kita targetkan 2.5 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2023. Mohon dukungan dari semua pihak,” ujar Almuniza Kamal.
Almuniza Kamal juga menuturkan, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Aceh pada tahun 2022 lalu atau pasca pandemi COVID-19, juga tidak terlepas dari dukungan SKPA dan berbagai pihak lainnya.
“Ke depan mohon dukungan agar apa yang kita targetkan ini bisa terealisasi. Minimal apa yang kami paparkan bisa dipertahankan,” ujarnya.
Almuniza Kamal juga memaparkan, dari 2.5 juta kunjungan wisata itu, ditargetkan 500 ribu diantaranya merupakan wisatawan dari Malaysia.
Hal itu disampaikan Kadisbudpar Aceh usai berdiskusi dengan jajarannya, khusunya bagian pemasaran.
Target itu bukan tidak mungkin dicapai, sebab tidak lama lagi akan ada penyelenggaraan Pekan Kebudayan Aceh (PKA).
“Ini menjadi target kami pada PKA ke-8 nanti. Mudah-mudahan target ini bisa kita capai. Mohon dukungan semua pihak untuk suksesnya pergelaran kegiatan kebudayaan ini,” katanya lagi.
Hadir pada kesempatan itu Sekretaris Disbudpar, para Kabid, penasihat khusus Gubernur Aceh, juru bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, para tamu undangan dan puluhan media Pers.
Acara dibuka dengan doa, penampilan seni Aceh dan Seumapa. Disbudpar juga menyediakan doorprize kepada puluhan wartawan sebelum acara ditutup dengan makan siang bersama kuliner khas Aceh Kuah Beulangong. []