Yogyakarta-Sholat dhuha adalah salah satu sholat sunah yang dapat dikerjakan pada waktu pagi hari atau pada waktu dhuha. Sholat ini dapat menjadi amalan untuk memohon kelancaran rezeki kepada Allah SWT.
Sholat dhuha bisa dikerjakan paling sedikit dua rakaat. Sementara paling banyak dikerjakan delapan rakaat dengan setiap dua rakaat diakhiri satu kali salam.
Disebutkan dalam buku Sholat Dhuha Dulu Yuk! karya Imron Mustofa, hukum melaksanakan sholat dhuha, yaitu sunah muakkad sebab Rasulullah SAW selalu mengerjakan amalan tersebut dan sangat menganjurkan umat muslim untuk mengerjakannya.
Rasulullah SAW bahkan pernah berwasiat kepada Abu Hurairah r.a. agar senantiasa menjaga sholat dhuha. Sebagaimana disebutkan dalam suatu riwayat, Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku, Rasulullah SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan serta dua rakaat Dhuha dan Witir sebelum tidur.” (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Lantas, sampai jam berapa batas waktu melaksanakan sholat dhuha?
Batas Waktu Sholat Dhuha
Masih dalam sumber yang sama, batas akhir pelaksanaan sholat dhuha yaitu sebelum masuk waktu shalat Dzuhur. Mengenai batas waktu sholat dhuha, ada beberapa riwayat yang menjelaskannya.
Riwayat pertama datang dari Zaid bin Arqam r.a. yang mengisahkan bahwa ia melihat orang-orang melaksanakan sholat dhuha pada waktu yang belum begitu siang. Kemudian ia berkata, “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa sholat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama. Sebab, Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘sholatnya orang-orang yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena panasnya matahari yang telah menyengat.” (HR Muslim).
Terdapat pula dalam riwayat lainnya, dari Abu Darda’ r.a. dan Abu Dzar r.a., sebagaimana tercatat dalam kitab Shahih al-Jami, mereka berdua mengisahkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Allah SWT berfirman, ‘Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) untuk-Ku empat rakaat dari awal siang, niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siangmu.”
Berdasarkan hadits tersebut, sholat dhuha dapat dilaksanakan ketika matahari menampakkan sinarnya, yaitu berkisar antara pukul 07.00 WIB hingga menjelang tengah-tengah hari sekitar pukul 11.30 WIB.”
Tata Cara Sholat Dhuha
Mengutip dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Ustadz Arif Rahman, adapun tata cara melaksanakan sholat dhuha yaitu sebagai berikut:
1. Niat seraya melakukan takbiratul ihram, lafal niatnya:
أَصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى . اللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Ushalli sunnata-dh-dhuha rak’ataini lillahi ta’ala. Allahu akbar.
Artinya: “Saya berniat mengerjakan sholat sunah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allah Mahabesar.”
2. Kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan sholat dua rakaat seperti biasanya.
Surat pendek yang dianjurkan untuk dibaca pada rakaat pertama sholat dhuha, yakni surat Asy-Syams. Sementara pada rakaat keduanya membaca surat Ad-Dhuha.
Hal tersebut berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir yang menuturkan, ‘Rasulullah SAW pernah memerintahkan pada kami mengerjakan sholat dhuha dengan membaca surah Asy-Syams dan surah Ad-Dhuha.” (HR At-Thabrani).
3. Selepas salam, dilanjutkan membaca bacaan doa setelah sholat dhuha.
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’ssiran fa yassirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya: “Ya Allah, waktu dhuha ini adalah waktu dhuha-Mu. Keelokan ini adalah keelokan-Mu. Keindahan ini adalah keindahan-Mu. Kekuatan ini adalah kekuatan-Mu. Kekuasaan ini adalah kekuasaan-Mu. Perlindungan ini adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, maka turunkanlah. Jika rezekiku ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika rezekiku sulit, maka mudahkanlah. Jika rezekiku haram, maka sucikanlah. Jika rezekiku masih jauh, maka dekatkanlah. Semuanya berkat dhuha-Mu, keagungan-Mu, keelokan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Itulah batas sholat dhuha beserta tata caranya yang bisa kamu kerjakan selama bulan Ramadan. []