Pasir Putih dan Jalan Nan Masih Putih Berdebu

Aceh Besar-Pantai Lhok Mee atau yang akrab dikenal dengan nama Pasir Putih, di Gampong Lamreh Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, memang pantas jika disebut surganya pariwisata bumi Tanah Rencong.

Pemandangan alam yang eksotis, karena suguhan birunya laut lepas dan hijaunya perbukitan, ditambah hamparan pasir putih yang terasa halus bila di sentuh, menjadi daya tarik tersendiri di lokasi objek wisata ini.

Namun, keindahan pantai berjarak 40 km dari jantung Kota Banda Aceh atau hanya berkisar 2 km dari pelabuhan Malahayati ini masih terkalang dengan akses jalan yang masih berdebu untuk menuju ke lokasi wisata tersebut.

Objek pariwisata yang sejatinya mampu menjadi magnet bagi perekonomian daerah, perlu diperhatikan dan dikembangkan secara lebih baik lagi, khususnya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat Provinsi maupun Kabupaten.

Bukan tidak mungkin, apalagi objek wisata masih sebagai primadona para wisatawan yang berdatangan ke Provinsi berpenduduk 5,3 juta jiwa itu. Berbagai event Nasional di helat di daerah ini tentu menjadi peluang adanya perputaran rupiah bagi masyarakat. Khususnya pegiat UMKM di lokasi objek wisata Pasir Putih.

Apalagi, dengan kondisi perekonomian Aceh yang saat ini begitu sulit. Persentase kemiskinan Aceh pada tahun 2022 lalu berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 14,75 persen.

Sebab itu, sektor pariwisata dinilai menjadi salah satu alternatif penunjang perekonomian Aceh, dan salah satu objek wisata yang dinilai masih sangat alami, dengan kondisi alam yang sangat indah dan menyegarkan mata.

Kondisi itu sampai juga ke telinga Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, DR. Teuku Raja Keumangan, SH., MH. Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) asal Nagan Raya itu tak bisa berdiam diri di gedung Parlemen Aceh.

Ampon TRK===begitu sapaan akrab Wakil Ketua DPR Aceh yang baru dilantik itu, bergerak cepat memastikan kondisi objek wisata Pasir Putih. Ia merasa prihatin dengan kondisi objek wisata tersebut yang terkesan belum mendapat perhatian Pemerintah.

TRK mengatakan, potensi wisata pasir putih alamnya sangat elok dengan mendulang harapan kepada Pemerintah untuk mencurahkan perhatiannya dengan menganggarkan anggaran daerah demi peningkatan sektor pariwisata pasir putih.

“Saat ini, kondisi jalan masih perlu diperhatikan. Kami mendorong Pemerintah agar menganggarkan anggaran untuk membuat akses jalan yang lebih nyaman, sehingga wisatawan tidak terkendala saat ingin berwisata ke Pasir Putih,” kata Teuku Raja Keumangan.

Bukan hanya Pasir Putih, TRK juga menilai perlu diperhatikan objek wisata lain yang tidak jauh dari Pasir Putih dan bisa didatangi wisatawan yaitu bukit Soeharto.

“Kami berharap Pemerintah memperhatikan sektor pariwisata pantai Pasir Putih, karena kami yakin jika objek wisata wisata ini dikelola dengan baik, akan membantu peningkatan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan,” kata TRK.

Selain itu, Aceh akan kedatangan tamu pada pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024 mendatang. Wisatawan diprediksi bakal memadati Pasir Putih dan objek wisata lainnya di Aceh.

“Para atlet dan official nantinya diprediksi bakal berkunjung ke Pasir Putih untuk berwisata, itu sebabnya kami mendorong Pemerintah agar memperhatikan betul objek wisata pasir putih ini, dalam hal peningkatan infrastruktur dan promosi. Pelayanan dan kebersihan pun juga tentunya harus betul-betul diperhatikan,” demikian TRK.

Segendang sepenarian, Pengamat Ekonomi, Dr. Amri, SE., MSi., yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan, sektor pariwisata bisa mengembangkan ekonomi masyarakat melalui perputaran uang di daerah tersebut (multiplier effect).

“Perputaran uang yang dimaksud adalah hidupnya kegiatan ekonomi dan bisnis di level desa, dengan hidupnya kegiatan ekonomi dan bisnis inilah yang kita maksud dengan pengentasan kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran,” kata Dr. Amri, Minggu 22 Januair 2023.

“Aceh tingkat kemiskinan sejak beberapa tahun lalu masih menempati urutan pertama termiskin se-Sumatera, jadi jelas sektor wisata dapat menurunkan angka kemiskinan di Aceh,” sambungnya.

Dr. Amri menambahkan, masyarakat Aceh dan para pihak lainnya juga harus mengubah pola pikirnya, jangan menganggap kemajuan pariwisata sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

“Jadikan Aceh sebagai tujuan wisata Islami (Islamic Tourism Destination). Jadi sebelum kita ke Mekkah dan Madinah, sangat ideal kita mengunjungi Serambi Mekkah,” demikian kata pria Pemegang Sertifikat Planning and Budgeting dari Graduate Research Institute for Policy Planning (GRIPS), Tokyo, Jepang. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *