Robot Penyuntik Sperma Diklaim Berhasil Melahirkan Bayi

Jakarta – Salah satu perusahaan startup Overture Life, telah mengembangkan sebuah robot penyuntik sperma yang mereka klaim sebagai langkah awal menuju otomatisasi In Vitro Fertilization (IVF) atau proses bayi tabung yang berpotensi membuat prosedur ini lebih murah dan jauh lebih umum daripada saat ini.

Robot tersebut khusus dirancang oleh para insinyur di Barcelona dan dikirim ke New York City, mereka menyatukannya kembali dan merakit mikroskop, jarum mekanis, cawan petri kecil, dan laptop.

Salah satu insinyur menggunakan pengontrol Sony PlayStation 5 untuk memposisikan jarum robotik yang mengarahkan sel telur manusia melalui kamera dan kemudian bergerak maju dengan sendirinya menembus sel telur dan melepaskan satu sel sperma.

Robot itu digunakan untuk membuahi lebih dari selusin sel telur, menghasilkan embrio yang sehat dan dua bayi perempuan yang menurut para peneliti adalah orang pertama yang lahir setelah pembuahan oleh robot.

Startup lain, seperti AutoIVF, IVF 2.0, Conceivable Life Sciences, dan Fertilis, memiliki tujuan serupa untuk mengotomatisasi IVF dan membuatnya lebih mudah diakses oleh pasien yang tidak mampu membayar biaya perawatan IVF yang tinggi.

Overture telah mengumpulkan dana sekitar USD 37 juta dari investor, termasuk Khosla Ventures dan Susan Wojcicki, mantan CEO YouTube.

Tujuan otomatisasi IVF adalah untuk menghasilkan lebih banyak bayi. Sebagai catatan, sekitar 500 ribu anak dilahirkan melalui IVF secara global setiap tahun, tetapi kebanyakan orang yang membutuhkan bantuan memiliki anak tidak memiliki akses ke obat kesuburan atau tidak mampu membayarnya.

Sementara mesin kesuburan all-in-one belum ada, bahkan mengotomatiskan bagian dari proses seperti menyuntikkan sperma, membekukan sel telur, atau memelihara embrio dapat membuat IVF lebih murah dan pada akhirnya mendukung inovasi yang lebih radikal seperti misalnya, mengedit gen atau bahkan menciptakan rahim buatan.

Meski begitu, mengotomatiskan IVF sepenuhnya tidak akan mudah, karena prosesnya melibatkan puluhan prosedur, dan robot Overture sejauh ini hanya melakukan salah satunya, dan itu hanya sebagian.

Dikutip dari Ubergizmo, dokter lain masih skeptis bahwa robot dapat menggantikan ahli embriologi dalam waktu dekat karena manusia jauh lebih baik daripada mesin dalam menangani sperma dan sel telur dengan hati-hati.

Seorang dokter kesuburan yang mengembangkan robot yang mengeluarkan tetesan kecil media pertumbuhan untuk embrio tumbuh, menyebut metode ini sebagai cara berisiko rendah untuk memperkenalkan otomatisasi ke laboratorium.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *