Syarat Penting untuk Jadi Ketua DPA Partai Aceh

Banda Aceh – Ketua Fraksi Partai Aceh Tarmizi SP menyampaikan, ada syarat penting yang harus dipenuhi jika ingin menjadi Ketua DPA Partai Aceh (PA), yang tidak bisa dimiliki oleh sembarangan orang.

Anggota DPR Aceh dari pantai barat selatan Aceh itu menyebutkan, sosok calon Ketua DPA PA yang harus dimiliki itu, pertama harus punya kemampuan mengendalikan.

Yang kedua, sebut Tarmizi, sosok calon Ketua DPA PA dituntut harus mampu berkomunikasi dengan baik, di internal seluruh Aceh maupun sampai ke pusat.

“Kemudian punya karisma, tidak hanya di internal partai, tapi disegani juga oleh eksternal. Setelah itu baru berbicara kapabilitas, intelektualitas, dan lain-lainnya,” ucap Tarmizi.

Hal itu disampaikan Tarmizi, saat ditanya pendapatnya oleh wartawan PENAPOST.ID usai Coffee Morning di Solong Coffee Ulee Kareng, Banda Aceh, Senin 20 Februari 2023.

Baca juga : Partai Aceh Targetkan 23 Kursi DPRA

Namun begitu, Tarmizi mengungkap, tiga syarat utama tadi, ini yang sangat krisis dimiliki oleh kader kader Partai Aceh yang lain, sekalipun secara popularitas mungkin lebih tinggi. Seperti kader PA yang pernah menjadi bupati dua periode, yang popularitasnya tentu tidak diragukan lagi.

Tapi untuk yang syarat selanjutnya, kemampuan berkomunikasi di seluruh Aceh, baik internal dan eksternal, yang punya wibawa, yang berkarisma dan punya pengaruh besar juga dengan pusat, ini yang agak kurang,” katanya.

Tarmizi menegaskan, Partai Aceh berbeda dengan partai lain. Untuk menjadi ketua umum tidak sekedar pencalonan, populer dan punya uang silahkan saja. PA lebih hati-hati dalam memilih dan menentukan sosok Ketua Umum.

Apalagi, ketika berbicara soal kekhususan Aceh, PA punya tanggung jawab moral yang lebih besar dan harus didepan dalam memperjuangkan kepentingan Aceh.

“Pemerintah pusat juga melihat itu, melihat siapa sosok yang dianggap karismatik, dan disegani atau tidak. Jadi syarat yang tidak tertulis ini yang sulit dimiliki oleh orang lain,” ungkapnya.

“Kita terbuka saja nantinya dalam bentuk demokrasi siapa yang ingin maju, tapi analisa-analisa itu tidak hanya berbicara tentang kepentingan pribadi dan PA saja, tapi juga tentang Aceh secara keseluruhan,” pungkasnya. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *